Pembaca

22 Agustus 2009

Colt Rasa Bis


-->


“Colt T 120 itu bawaannya lembut, enak, dan bersahaja.”
—dikutip dari bibir seseorang yang turun dari Mercy

Kalau Suzuki Carry? Irit, sih, tapi sempit dan bawaannya kayak naik perahu di jalan tidak beraspal. Toyota Alphard? Boros, tidak hemat BBM, biaya dan harga mahal; Grand Livina? Waduh, yang ini irit, lembut, tapi sempitnya itu seperti merasa tersiksa. Rasanya, enakkan naik colt yang dibodi kayak ini. Lega banget. Pajak cuma 300-an ribu. Bensin 1:11, dan bahkan bisa tidur dan main ping-pong di dalam..





Keterangan:
ATAS: Dedy Jaya menjadi Faizi Jaya; BAWAH: AKAS ASRI dengan tampang colt T-120-ku
rekayasa gambar oleh Ahmad Hassan


14 Agustus 2009

Legenda Hidup


“Per seker patah saja masih mau jalan…”


Entah benar, entah hanya ungkapan hiperbolis, tetapi demikian ungkapan Haji Saiful Bahri, juragan alat-alat bangunan dari Kwanyar, Bangkalan, mengungakapkan kekagumannya pada Mitsubishi Colt T 120 yang baru dibelinya.


* * *


Saat saya bertandang ke rumahnya tadi siang (Jumat, 14 Agustus 2009) sehabis sowan ke Sunan Cendana, saya melihat karnaval colt T 120 di depan pasar Kwanyar.

Semula, saya kira ini parade barang rongsokan yang siap diloakkan mengingat kondisinya yang kebanayakan begitu parah. Asumsi ini, antara lain, terbangun oleh kenyataan bahwa ada bebrapa colt yang:

1. Debu di kaca depannya betul-betul masya Allah. Jangankan tersentuh air, dilap, atau bahkan dikebut pakai kemucing saja sepertinya tidak.

2, Bahkan, ada yang ompong (tidak pakai bumper)

3. Ada pula yang picek (lampu utamanya tidak lengkap).


Tetapi mana kala saya lihat dengan mata kepala sendiri kalau mobil ini sedang ngelen (mengangkut banyak penumpang), saya jadi percaya.

Nah, yang di bawah ini, menurut amatan saya, merupakan colt yang paling artistik di parade itu: penuh karat dan berbau titanus.

Tatapi, ini bukan mobil dodong. STNKB tetap diperpanjang. Ini buktinya:


Pemilik mobil ini sepertinya sangat taat peraturan lalu lintas dan sadar pajak.


Soal interior, wah, saya kok tidak sempat melihatnya, ya. Tetapi, saya merasa cukup memahaminya dengan imajiansi saja. Ya, karena saya pernah melihat colt serupa milik Salim dari Larangan Tokol, Pamekasan. Seperti ini kira-kira dashboard dan speedometernya…



Sekali lagi, ini bukan barang rongsokan.

Dua ton pun masih berani dilawan!

Takziyah ke Wongsorejo

KAMIS, 2 NOVEMBER 2023  subuhan di Tanjung, Paiton  Rencana dan pelaksanaan perjalanan ke Wongsorejo, Banyuwangi, terbilang mendadak. Saya...