Pembaca

20 Juli 2013

Lampu Kontrol Oli


Dalam perjalanan ke Pasar Keppo, hari ini, Sabtu 20 Juli 2013 pukul 9.00, kira-kira berjarak 22 kilometer dari tempat saya, kontrol lampu “OIL” tiba-tiba menyala merah pada KM 20. tentu, ini pertanda bahaya yang artinya, oli sedang tidak terdistribusi dengan baik. Dengan kata lain, mesin ada di bawah dan pompa tidak bekerja.

Menghadapi situasi seperti ini secara tiba-tiba, tentu saya segera mematikan kunci kontak, mematikan mesin, dan seera menepikan kendaraan. Lemas tubuh ini, apalagi memang sedang bulan puasa, siang-siang lagi. Saya membayangkan, kami akan buka calter dan mengambil pompa olinya lalu nyekur (meratakan permukaan pompa), memasangnya lagi, dan baru pompa akan normal kembali.

Ternyata, setelah saya sampaikan hal ini kepada Paman Farhan, paman yang pintar mesin Colt, dia bilang akan segera mendatangi saya di TKP dalam waktu singkat. Sementara itu, saya sedang berada di Pasar Keppon mengantarkan istri belanja.

“Mobil sudah beres,” mendadak Paman menelepon.
“Lo, maksudnya, Panjenengan sudah di ada di tempat?”
“Iya, ini sudah mau pulang. Mobilnya gak apa-apa, kok!”

Kami pun segera pergi dari pasar dengan angkutan umum, dan menjumpai paman karena urusan memang sudah selesai. Hanya 3 menit, saya sudah nyampe lokasi. Dari sana, kami pulang ke rumah. Di atas mobil, Paman Farhan menjelaskan kepada saya bahwa pompa oli tidak mungkin rusak mendadak. Kalau lampu menyala secara tiba-tiba dalam keadaan mobil berjalan normal, maka yang harus dicek pertama kali adalah delco. Jika itu beres, maka baru cek pompa olinya.

Rupanya, betul, ternyata, baut-baut delco Colt saya ini longgar semua, nyaris berlepasan. Astaga, dan untunglah, gara-gata lampu merah itu, akhirnya baut-baut kembali dikencangkan, beres. Mesin dinyalakan dan kami pun pulang. TIba di rumah, saya langsung menulis catatan ini.

02 Juli 2013

Karet Bodi dan Anting Pir


Salah satu hal yang membuat tongkrongan mobil tidak menarik adalah saat bagian depan lebih renah daripada bagian belakang. Kesan yang didapat oleh kita adalah ‘mendongak’. Mestinya, mobil itu harus lurus, rata, depan-belakang, bukan?

Hal ini saya alami pada Colt saat saya pertama kali membeli. Didapatkan informasi bahwa bagian belakang mobil jadi lebih rendah (mengakibatkan mobil seolah mendongak) disebabakan oleh beban berat mobil yang selama ini dibawa. Akibatnya, kelengkungan per mulai berkurang.

Apa yang saya lakukan ketika itu? Saya beli penopang per (bagian belakang; anting per) kelas imitasi, kemudian membawanya ke bengkel las untuk dibuat lebih panjang. Dengan begitu, bodi kembali terangkat dan tongkrongan mobil lebih baik dipandang. Namun, ternyata, hal ini membuat suspensi sedikit berubah, sedikit keras bila lewat jalan berlubang.

Saran lain saya terima: membawa per ke bengkel agar di-stel ulang sehingga per kembali melengkung dengan maksud agar saat dipasangkan kembali nanti, bodi mobil kembali terangkat ke posisi semula. Namun, cara ini tidak saya lakukan melainkan cukup dengan mengganjal bodi dengan karet bodi yang baru. Setelah diperhatikan, ternyata benar, karet bodi yang  lama sudah tipis. Maka, saya belikan karet bodi buatan tangan (berasal dari ban bekas; buatan pabrik umumnya mahal dan sulit didapat). Harga satuannya hanya Rp.1500.


Takziyah ke Wongsorejo

KAMIS, 2 NOVEMBER 2023  subuhan di Tanjung, Paiton  Rencana dan pelaksanaan perjalanan ke Wongsorejo, Banyuwangi, terbilang mendadak. Saya...