Hanya karena berkisar-kisar di area kabupaten Sumenep, perjalanan saya tadi siang dengan Colt seolah pendek saja. Setelah mencari tahu di Google Maps dan dicocokkan dengan odometer, ternyata 100 kilometer lebih juga akhirnya. Pantesan, setelah diisi penuh pertalite kembali di SPBU Ganding, SPBU tempat saya ngisi penuh sebelum berangkat, uang yang dibayarkan ke kasir adalah 105.000 alias 10,5 liter. Jadi, wajar saja kalau saya berasa capek setelah tiba di rumah, beberapa menit setelah azan Ashar.
Perjalanan saya dimulai pukul 08.45 dan melaju ke arah kota Sumenep. Dari kota, saya melewati Paberrasan, terus Parsanga, dan tiba di Gapura sekitar pukul 09.27. Perjalanan dilanjutkan ke timur sampai masuk kecamatan Dungkek. Rombenguna adalah salah satu desa di kecamatan itu dan berjarak kira-kira 4 kilometer ke Pelabuhan Dungkek. Pelabuhan ini duganakan orang untuk menyeberang ke Sepudi dengan kapal tradisional, juga ke Gili Iyang, pulang dengan oksigen terbaik di dunia (nomor urut dua).
Dalam pada itu, saya menelepon orang-orang yang saya kenal yang kebetulan rumahnya saya lewati. Dipikirnya, saya ada perlu sama dia, padahal sekadar ingat karena kebetulan saya lewat depan rumahnya: Mawaidi di Rombenrana, Sofyan di Jenagger, dan telepon dari Mamber yang rumahnya di Grujugan yang dia tahu saya lewat dari salah satu orang yang saya telepon itu.
Setelah selesai acara di Desa Rombenguna, saya lanjut ke Nyabakan Barat. Saya melalui rute yang tidak disarankan oleh Google Maps (dalam gambar saya pilih wahana sepeda motor karena kalau pilih mobil, rute seperti dalam gambar tidak akan ditampilkan) namun dianjurkan oleh warga lokal (kebetulan saya juga pernah lewat di jalan itu kira kira 4 tahun yang lalu). Dari SMP 1 Dungkek, mobil saya arahkan ke utara, melewati jalan beraspal kasta terendah (mungkin kelas III-C) yang kalau berpapasan pastilah salah satunya turun ke tanah dan berhenti dulu. Ujung jalan ini adalah jalan kolektor Candi-Tamansari-Dungkek, sebelah barat kantor MWC NU Dungkek.
Tiba di lokasi, di Balai desa Nyabakan Barat, pukul 12.00 kurang 10 menit. Saya langsung melaksanakan shalat Duhur lebih dulu supaya nanti setelah selesai acara bisa langsung cus pulang.
Baik di Rombenguna maupun di Nyabakan Barat, tema pertemuan tersebut sama, yaitu pembahasan seputar sampah dan pengendaliannya. Maklum, KKN Universitas Annuqayah kali ini adalah KKN Tematik Lingkungan. Saya fokus pada pembahasan pada pengendalian sampah dapur dan sampah makanan, tentu saja juga menyinggung soal sampah plastik-sekali-pakai. Di kedua posko (Posko 31

Seperti tadi saat berangkat, seperti itu pula saat pulang: saya mengisi penuh BBM di SPBU Ganding. Ini bukan kebiasaan saya karena sangat jarang saya mengisi penuh tangki mobil. Pengisian penuh ini dilakukan hanya untuk menguji konsumsi BBM setelah mencoba ngampak karburator Kijang 4K dipadukan dengan karburator L300 bensin. Hasilnya ternyata cuman 1:10. Angka ini belum aman, namun sudah lumayan ketimbang yang terjadi minggu lalu saat saya bawa Colt ini ke Jogja yang konsumsinya lebih boros lagi karena ternyata jarum jetnya macet.
Hamdalah, perjalanan 112 km ditempuh tanpa kendala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar