Pembaca

25 Mei 2023

Bukan Kopdar, Colt Mania Hanya Datang untuk Bergembira




Tiba-tiba, ketika saya sudah mendekat ke rumah, dari dalam mobil yang kami tumpangi, saya melihat ada sekitar sepuluh atau belasan Colt berbaris. Tentu saja saya kaget karena saya tidak sedang di rumah ketika itu, melainkan di rumah istri. Rupanya, mereka datang dari Cikupa, Banten, dari Jogja, Ngawi, Malang, dan Bangkalan, menyambut saya datang dari rumah mertua.

* * *

Pada hari Sabtu, akhir bulan (29) Syawal 1444 atau bertepatan dengan 20 Mei 2023, kami meneyelenggarakan “selamatan pernikahan sangat kecil-kecilan” untuk akad pernikahan saya dengan Zulfa. Ini adalah pernikahan yang kedua (yang pertama dengan almarhumah Nyai Makkiyah binti Ashim yang wafat pada 10 Agustus 2021). Karena kedua, juga karena terbatas dana dan tenaga, maka dirancanglah sekecil mungkin acaranya.

Seluruh rangkaian acara ini nyaris serba-mendadak dan banyak kebetulannya. Tanggal 11 Mei, yang sedianya merupakan hari lamaran, mendadak berubah jadi hari pernikahan. Di tempat lain, ini mungkin tak wajar, tapi di Madura bisa terjadi, tapi memang jarang (dan akad saya adalah bagian dari yang jarang itu). Ya, mendadak nikah ceritanya. Maka, sedianya, akad nikah yang baru akan dirembukkan jadi tak perlu dirembukkan lagi karena pada hari itu bahkan lengkap dihadiri pak penghulu.

“Masa orang tidak niat akad kok bawa jas?”

Itulah pertanyaan salah seorang ketika tahu seliweran foto kami di media sosial. Ya, itu dia. Sebetulnya, saya sudah punya firasat demikian, firasat saja atas pertimbangan tanggal dan bulan berdasarkan kalender lunar. Saya jawab, “Itu namanya kita bawa persiapan. Emang kalau kamu punya SIM, padahal kamu bakal melewati jalan yang kemungkinan ada operasi lalu lintasnya, kamu bakal tinggal itu SIM di rumah dan baru pamit mau balik ke rumah jika di jalan kepergok petugas?”
Begitulah alasan saya, entah masuk akal atau tidak, biarkan saja.

Ada selah waktu, antara hari akad nikah ke acara selamatan yang akan dilangsungkan di rumah saya. Acara selamatan sangat kecil ini rupanya sudah terendus oleh Pak Bambang dan beliau ngajak banyak orang untuk datang ke acara itu, di rumah saya. Saya bilang, tak perlu karena selamatan di rumah hanya mengundang saudara dari ibu dan saudara dari ayah serta saudara dari istri serta beberapa kerabat dekat yang lain, itupun dengan seleksi ketat sehingga jumlahnya hanya sekitar 60 orang saja.

Tapi, ternyata, niat mereka tak dapat dibendung, bahkan meskipun saya bilang kalau berkatnya tidak cukup, nasinya tidak cukup, tetap saja mereka datang, mungkin sekitar 13 mobil.
Sebelumnya bahkan saya juga bilang kalau acara di tempat kami tanpa kuade, tanpa dangdutan, tanpa terop, jadi ngapaian datang? Pak Bambang nekat, pokoknya dan pokoknya datang.

Jadi, begitulah kejadiannya.

Dan, datanglah mereka ke tempat saya tanpa kehadiran saya. Untung saja ada Anam yang menyambut, dan kebetulan juga kenal dengan Pak Bambang dan beberapa kawan lain (karena pernah bermalam di rumah beliau di Cikupa saat tur Walisongo bersama saya) yang mengurus ini dan itunya.

Dengan demikian, ini menjadi jawaban atas pertanyaan kawan-kawan ‘Apakah ada kopdar Colt di rumah saya?’. Tidak ada apapun kopdar. Pak Bambang hanya datang untuk mengucapkan selamat atas pernikahannya saya. Masalahnya, Pak Bambang ini terus ngajak temannya yang lain, dan temannya ngajak temannya lagi sehingga jadi begini akhirnya.

Takziyah ke Wongsorejo

KAMIS, 2 NOVEMBER 2023  subuhan di Tanjung, Paiton  Rencana dan pelaksanaan perjalanan ke Wongsorejo, Banyuwangi, terbilang mendadak. Saya...