Pembaca

24 November 2009

Undangan ke Bato Guluk


Perjalanan ke Bato Gulu' (Bato= Batu, Gulu'= Menggelinding). Bato Gulu' artinya The Rolling Stones, Mick!

Hari kamis yang lalu, 19 Nopember 2009, kami menghadiri acara walimah Saudara Rabitul Umam di Bato Gulu’, Rubaru. Sebelumnya, aku tidak pernah membayangkan kalau medan ke rumah dia itu begitu terjalnya. Kami bertiga naik colt T-120. Aku duduk di belakang kemudi, sedangkan istri dan bibiku duduk di bangku tengah.
Sebelum berangkat, aku mengisi bensin 4 botol saja di kios bensin eceran (4 botol kurang lebih 3 liter lebih sedikit). Setelah acara selesai, ternyata rombongan pamanku yang diangkut dengan Toyota Hiace tahun 1983 mengalami masalah. Kopling mobilnya los/dol. Akhirnya, Titos du Polo-ku yang jadi pahalwan. Kulihat, ada sembilan orang di dalam mobil.
Dalam perjalanan pulang, aku tidak menyetel tape karena suara shalawat dan doa-doa yang lain telah terdengar dari dalam kabin oleh para penumpang. Mereka, terutama bibiku, sangat khawatir mengingat jalan pulang yang berat: terjal, curam, muatan berjibun, serta ancaman bensin yang minim (karena tak ada kios bensin di tengah perbukitan).
Dan akhrinya, meskipun dengan susah payah, melewati tanjakan dengan gigi satu dan harus injak rem kuat-kuta saat menurun, kami pulang dan tiba di rumah dengan selamat.
Alhamdulillah.
Kau tampak tua dan gagah, meskipun lelah, Titos!

22 November 2009

Bincang-Bincang dengan Haji Fathor


“Ini, Pak, setirannya tidak enak. Saat saya mengemudi, rasanya kok kayak di-jus, ya? Bergoyang-goyang gitu,” keluhku mendayu-dayu, membujuk Haji Fathor, si bengkel tua dari Tlanakan.

“Mungkin tierodnya, Ra.” Tafsirnya sambil mengernyitkan kening dengan mata tertuju ke roda kiri.”

“Silakan diperiksa saja, Pak. Saya tinggal pergi dulu, ya.”


Selang dua hari, setelah ditinggal pergi ke Surabaya, saya datang lagi. Saya menjumpai mobilku sudah dalam keadaan bersih. Kelihatannya baru saja dicuci dan diparkir di garasinya.

“Bagaimana, Pak?”

“Sudah enak, Ra. Lari 90 tidak goyang.”

“Wah, sip. Bagus itu!”

“Berapa, Pak?”

“Sudah lah, tidak usah. Tidak ada suku cadang yang diganti, kok.”

“Ah, jagna begitu, Pak. Sampeyan mengeluarkan tenaga dan pikiran juga, kan?”

“Seikhlasnya,” kata bapak itu akhirnya dengan air muka yang polos, sepolos ”interface” Colt Titos miliknya yang langsiran 1971.


Saat mau pulang, Haji Fathor berpesan.

“Tapi, kalau bisa, bannya diganti, ya. Ada kawat bajanya nya yang putus.”

“Bisa diakali, Pak?”

“Tidak bisa, Ra. Harus diakali ke toko, dan beli yang baru. Lagian, bannya ada yang batikan juga itu, Ra..”

“Maksudnya?”, tanyaku tidak paham.

“Ya, ban sudah tipis, tapi masih dibatik agar bergerigi kembali, vulkanisir pakai pisau.”


Kami tersenyum bersama-sama.

09 November 2009

Velg Sebabnya-kah?


Naik colt kesayanganku ini, kena stop polisi lagi. Ini operasi tertib lalu-lintas, khusus sepeda motor, tapi kok mobilku dicegat, ya? Padahal, aku bersama keluarga dan bahkan, pakai peci haji. Kena cegat pula!

Polisi muda itu memeriksa surat-surat dan SIM-ku dengan ramah. Kesimpulannya? Lengkap. Surat kreditnya saja yang tidak ada.


Setelah meninggalkannya, aku menggerutu di dalam hati. Kok, harus dicegat? Distop kan bisa menghabiskan waktu 3 menitan, kalau berdebat mungkin jadi 10 menit, dan kalau kena tilang, bisa 15 menitan atau lebih. Jika mau pergi kondangan, pasti sudah kebagian cuci piringnya.


Bikin pertanyaan sendiri, kujawab sendiri: Dugaanku, pak polisi itu mempertimbangkan, lalu mencegat mobilku karena dia melihat velg standar dengan wheeldop kusam dan flinstone sekali. Coba kalau kuganti dengan velg 17”-an dengan ban tipis ukuran 55, mungkin pak polisi itu akan serta-merta haqqul yaqin bahwa colt yang kubawa ini “bukan colt biasa” (maksdunya: biasa buat ngompreng).


Aku sempat berpikir untuk menukar velg-ku dengan velg ukuran 18” seperti gambar di bawah ini, tapi aku tidak yakin karena:

  1. sukar saat berputar
  2. berat saat membayar
  3. emang yang punya velg 18”-an mau, apa?

Takziyah ke Wongsorejo

KAMIS, 2 NOVEMBER 2023  subuhan di Tanjung, Paiton  Rencana dan pelaksanaan perjalanan ke Wongsorejo, Banyuwangi, terbilang mendadak. Saya...