Pembaca

15 April 2014

Bensin itu Pahit, Jendral


Sudah 3 kali saya alami mogok karena bensin mendadak habis di ruang karburator. Kejadian terakhir adalah tadi malam (Senin, 14 April, 2014). Gara-gara ini, rencana pergi bertandang ke rumah Qudsi di Rubaru (66 km dari TKP mogok atau 26 km dari rumah saya), segera saya gagalkan lewat SMS mengingat tidak ada taksiran hingga berapa lama lagi saya akan mampu mengatasi masalah ini. Terjadwal, saudara-saudara saya yang lain akan berangkat bersama-sama setelah saya tiba, diperkirakan pukul 20.30.

Saya yakin, masalah ini adalah tidak lancarnya suplai bensin, dari membran ke karburator, bukan kelistrikan atau yang lain. Makanya, saya bergerak cepat, mencopot slang bensin dan mengisapnya. Aik, pahit. Saya sedot lagi, bensin tetap tak naik. Distarter, bensin tidak keluar. Distater lagi, bensin muncrat tapi cuma sedikit. Ini pertanda: membran alias pompa bensin tidak bekerja dengan baik. Setahu saya, membran colt itu bisa memuntahkan bensin hanya dengan distarter bahkan tanpa mesin hidup, berbeda dengan L300. Malam itu, mulut saya saya benar-benar berbau bensin. Dan, bensin itu benar-benar pahit, baik ketika kena lidah atau pada saat dinaikkan dulu, dari 4500 ke 6500 per liter.

Lantas, saya ingat-ingat kembali kejadian-kejadian yang sama, terjadi masing-masing;
tanggal 29 Maret: mogok setelah parkir dan berjalan pelan sekitar 1 kilometer
tanggal 7 April: mogok setelah parkir dan berjalan kira-kira 500 meter
tanggal 14 April: tadi malam, mogok setelah parkir, berjalan kira-kira hanya 100 meter
sambil berpikir tentang hal ini, saya berkesimpulan sementara.

Atas bantuan saudara Hasyim, saya minta seperempat cangkir bensin yang diambilkan dari sepeda motor. Lalu, dituanglah ia ke dalam karburator yang saluran udaranya sudah dibuka. Sesudah itu, saya tutup lubang karburator itu dengan tangan, barulah distarter, akhirnya bisa menyala. Gas saya injak lebih dalam. Anak istri naik dan mobil pun berjalan normal sampai ke titik perhentian berikutnya, 10 kilometer jaraknya.

Dari perhentian pertama ke perhentian kedua, tidak ada masalah sedot-sedotan bensin lagi karena saya sudah punya ‘catatan’, bahwa membran colt ini tidak mampu menyedot bensin dari filter jika mesin dalam keadaan putaran rendah. Makanya, begitu mesin menyala, gas langsung mainkan gas dan saya jalankan mobil secara nornal, tidak main-main stasioner dulu. Begitulah akhirnya, saya berhasil pulang dengan selamat meskipun sedih karena rombongan yang berencana pergi besama ke Rubaru sudah berangkat.

Tadi pagi, setelah dicek, ternyata kelam (cincin penjepit) slang bensin tidak kuat alias longgar. Pantesan, pikir saya, daya sedot membran  menjadi lemah. Namun, sangat mungkin juga penyebabnya adalah adanya kebocoran pada slang bensin yang menghubungkan membran dengan filter, bahkan walaupun diameternya sebesar ujung jarum. Ini adalah kesimpulan sementara setelah saya coba tanpa masalah. Entah esok entah lusa,  saya harus menunggu. Kalau masih mogok lagi? Berarti membran yang bermasalah, ia sudah lemah. Masih mogok lagi? Biarlah, toh mogok itu mobiliawi, sebagaimana halnya demam dan batuk sebagai sifat manusiawi. Saya akan perbaiki lagi sebagai tanda bahwa saya itu masih manusiwi dan berwawasan mobiliawi serta titosiawi.

Takziyah ke Wongsorejo

KAMIS, 2 NOVEMBER 2023  subuhan di Tanjung, Paiton  Rencana dan pelaksanaan perjalanan ke Wongsorejo, Banyuwangi, terbilang mendadak. Saya...