Pembaca

30 Januari 2010

Undangan


Saya mendapat undangan walimah yang untuk pertama kalinya penulisan namaku terasa aneh. Bagaimana tidak, nama saya diikuti oleh nama jenis kendaraanku ("Titosdupolo" = T-120). Umumnya, nama yang mengikuti nama kita adalah nama orang tua atau nama marga. Nah, ini malah nama jenis kendaraan. he..he...

Saya berpikir, hal ini terjadi karena namaku identik dengan jenis kendaraan ini. Atau, jangan-jangan, saya diundang dan agar sekaligus datang dengan kendaraan kepresidenanku ini? Baiklah, saya persiapkan, ya.. Ganti ban, stel rem, dan semuanya. Sebab, lokasi undangan tersebut berada kurang lebih 350-an kilometer dari rumahku.

25 Januari 2010

Tertib Lalu Lintas Masuk Kurikulum

Salah satu tujuanku memasang speaker di mobil bukan saja sekadar untuk menyapa teman yang kebetulan berpapasan, melainkan juga untuk menegur para pengguna jalan yang bertingkah-polah sembarangan. Cara ini rupanya lebih sopan dan “menyentuh hati” daripada boros tekan klakson bertubi-tubi.


Akan tetapi, pengalaman berulang kali melakukan perjalanan ulang-alik Guluk-Guluk-Pamekasan dengan Titos membuat aku berkesimpulan begini:

“Saatnya tertib berlalu lintas masuk kurikulum pendidikan atau perketat prosedur pengambilan SIM dengan betul-betul menguji kecakapan (serta wawasan) calon pengendara kendaraan bermotor.”


Masyarakat harus disadarkan bahwa akhlaqul karimah itu tidak saja sekadar menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda, bukan pula sekadar menahan diri dari—meminjam istilah Gus Mus—membuang sampah di telinga orang lain, bukan pula sekadar menyingkirkan batu/aral yang melintang di tengah jalan, melainkan juga tidak belok mendadak, tidak menerobos lampu merah, dan juga tidak parkir seenaknya seolah-olah dunia ini milik dirinya sendiri dan yang lain cuma ngontrak.


Saya membayangkan ada lembaga atau institusi yang mau melakukan penelitian tingkat kecerdasan seseorang (baik kecerdasan spiritual ataupun kecerdasan emosional, dll.) dengan perilaku berkendara dan etiketnya di jalan raya sebagai tolok ukurnya. Betulkah masyarakat sudah tahu bahwa lampu sein itu BUKAN lampu disko dan spion itu BUKAN cermin untuk berdandan?


juga terbit di Kormeddal

24 Januari 2010

Mengangkut Banyak Penumpang


Senangnya bisa mengangkut banyak orang...

Tapi, mau dipermak bagaimanapun, kalau sudah di jalanan: "Jika tidak dicegat Polisi, ya, dicegat calon penumpang meskipun kendaraan ini ber-PLAT HITAM. Begitulah dirimu, Titos!"

17 Januari 2010

Berburu Suku Cadang (Lampu Sein)

“Kejutan!” Demikian saya menyebutnya.


Berawal dari posting rekan Angga Toocool di milis Coltmania tentang “harta karun” Colt T-120 yang bertebaran di sepanjang Jalan Mataram, Semarang, gairah saya pun berlanjut. saya terus kontak dengan Mas Angga ini via Facebook, email japri, lalu dilanjut ke SMS dan telepon-teleponan.


Rekan Angga menulis:

Beberapa Harta Karun Yang Saya Temukan Antara lain :
- Nemu Harta karun Sein (Reting) set atas Orisinil Delica (Colt T120) IMASEN Japan...
- Nemu Mika Sein (Reting) Bawah Orisinil Delica (Colt T120) IMASEN Japan...
- Nemu Karet Kaca Depan Orisinil Mitsubishi Japan...
- Nemu Lampu Kabin (plafon) Depan Lokal Jaman Dulu (plastik lebih kuning n tebel)...
- Nemu Spion Kiri Kanan EMGI Taiwan...
- Nemu Karpet lantai depan Lokal lawas, karetnya tebel n apik...

- Totok Depan Orisinil...
- Lantai (Dek) Orisinil...

- Pancalan Kaki Depan Orisinil...
- Pintu Kumplit Orisinil...
- Kulit Pintu Luar Orisinil...
- Kulit Pintu Dalam Orisinil...
- Kaca Depan Orisinil Asahimas...
- Kaca Supir dan penumpang depan Orisinil...
- Handle Kombinasi (Sein, Lampu2, dll) Orisinil...
- CDI Set (Delco Kumplit) Bikinan Taiwan...
- Mika (Alas) Speedometer Set yang Indiglow (Dasar Putih, Tulisan Biru / Merah)...


Nah, kebetulan, beberapa item colt yang saya cari, seperti cover lampu sein mika asli bikin Imasen juga ada di sana. Aduh, jantung langsung berdebar mengingat saya sudah begitu capek mencari barang ini, mulai di toko-toko kota tempat saya tinggal, di Kedungdoro Surabaya, hingga Jalan Magelang, Jogjakarta. Eh, ternyata, barang itu ngumpet di Semarang.


Kontak pun terjalinlah di malam itu (Jumat, 8-01-2010), beberapa menit setelah Mas Angga ini posting di milis. Lalu, ajib, esoknya, Mas Angga membelikan barang yang saya maksud serta memaketkannya ke alamat rumahku. Baik benar ini orang, he...

Dan pada hari Kamis sore, 14 januari 2010, seperangkat lampu sein Imasen plus lampu kabin depan sudah saya terima, dan langusng dipasangkan ke Titosku. Tambah cantiklah dia..

10 Januari 2010

Nomer Baru



Memperkenalkan nomer polisi (nopol) yang baru:

6 4 9

(baca: “Nampa’ Sembilan”)

Takziyah ke Wongsorejo

KAMIS, 2 NOVEMBER 2023  subuhan di Tanjung, Paiton  Rencana dan pelaksanaan perjalanan ke Wongsorejo, Banyuwangi, terbilang mendadak. Saya...