Sebetulnya, dengan pemakaian normal dan benar, tromol rem mungkin tidak perlu diganti, bahkan hingga mobil mangkrak dan tidak digunakan lagi. Tromol rusak bermula dari kampas (kanvas) pada ‘sepatu rem’ yang terkikis habis. Jika kanvas tipis lalu tak tersisa, maka tromol akan rusak/tergurat oleh besi yang menjadi pelapis kanvasnya. Setelah permukaan tromol tergurat, itu artinya pengereman tidak bekerja maksimal kembali.
Ini saya alami pada tromol belakang Colt. Tidak merasa pakem
pada kerja pengereman, akhirnya roda belakang dibongkar. Ditemukanlah masalah
itu. Ternyata, tromol sudah aus, mengalami
guratan serius (tiga lapis). Dipakai sih mungkin bisa, tetapi karena rem
dan pengeraman itu berhubungan langsung dengan keselamatan, dengan nyawa, saya
tidak mau berspekulasi. Tromol harus diganti.
Mencari suku cadang Colt, apalagi yang asli, di zaman
sekarang tidaklah mudah. Untunglah, setelah saya mencari suku cadang di Toko
Samudera, Pamekasan, saya pun mendapat sepasang tromol untuk roda belakang. Begitu
tanya penjaga, dia langsung mengernyitkan kening dan menyatakan bahwa yang
tersisa di gudangnya tinggallah yang asli.
“Yang ada tinggal yang asli.”
“Mang berapa harganya?”
“Mahal.”
“Ya, mahal itu berapa?
“500-an.”
“Itu sepasang?”
“Enggak, satu saja.: Dia diam sesaat lalu menambahkan, “Kalau mau tahu harga yang
pasti, tunggu saya tanya dulu harganya.”
Petugas itu lalu bertanya kepada si pemilik toko yang
menjadi kasir, seorang ibu tua keturunan Tionghoa. Saya lihat, lama sekali si ibu
ini membuka buku indeks harga suku cadang yang ada di mejanya itu. Berkisar
hampir 5 menitan, barulah ditemukan bahwa harga tromol Colt T-120 itu, ‘dulu’, adalah
391.000 sebuah. Atas dasar ini, saya butuh uang 800 ribu lebih.
Dalam hati, saya berdoa agar si penjual ini terketuk hatinya
untuk melepas barang yang bertahun-tahun tak lalu dan merupakan stok terakhir itu.
Saya berdoa agar harga turun seredah-redahnaya. Ya, begitulah kira-kira doa kebanyakan
para pembali. “Ya Tuhan, berikanlah petunjukan bagi penjual ini agar mereka
sadar bahwa pembeli barang seperti ini sudah sangat langka. Buatlah harga itu
murah adanya.”
“Kalau Anda mau, saya kasih buka dengan harga 238.000, tapi bayar
sekarang. Kalau besok atau kapan, saya tidak menjamin harganya akan tetap.”
Tanpa diancam pun, saya jelas akan membeli tromol itu. Maka,
tanpa sadar saya bilang, kok kado murah banget jika harga sebelumnya nyaris 400
ribu(?). Maka, tak pelak lagiu, saya berkata kepada penjaga: “Bungkuuuuus!”