Beberapa hari yang lalu, terjadi pencurian mobil. Ini peristiwa langka di Madura. Saya selalu mendengar pencurian mobil di tempat-tempat lain, misalnya di dalam filem, tetapi hanya sekali mendengar hal itu terjadi di Madura.
Kronologinya, saudara saya yang kehilangan itu, pulang dari bepergian dan kecapekan lalu teridur pada kira-kria jam 02 malam. Jam 02:30, mobil dibawa pergi orang tak dikenal dari garasi, serta beberapa ponsel dan handycam.
Kini, ponsel dan yang lain raib, kecuali mobil yang didapat. Mobil ditemukan mogok di jalan pelosok kira-kira pada jarak tempuh 50 KM dari TKP. Dugaan sementara, mobil kehabisan bensin.
Hikmah yang dapat diambil dari kisah ini adalah: jangan terlalu penuh isi bensin! Makanya, saya sudah menerapkan hal ini jauh hari sejak sebelum kejadian. Tangki bensin cukup terisi 5-10 liter saja. hihihi
Tadi siang, saya mencoba memacu si Titos ini di jalanan Prenduan-Pamekasan. Bukan kejar setoran, cuma karena sedikit gemas pada bunyi mesin Isuzu Elf 2,8 (yang kalao sedang diblayer kayak nantang gulat) yang melenggang bergoyang-goyang membokongiku.
Microbus (kata orang setempat, “bis mini”), ini tampaknya berpenumpang lumayan. Sedangkan Titos-ku berpenunmpang 4 orang. Kukejar terus ia sampe lewat Talang Siring, pas di track lurus. Rupanya, ada Kijang LGX yang juga didahuluinya. Kini, jarak kami telah terhalang seratusan meter, ya, gara-gara si Kijang ini. Kupacu dan gak kena juga.
Aku kasihan pada bunyi mesin, aku kasihan pada bunyi gardan, aku kasihan pada bunyi sirine buzzer yang bercicit-cicit di balik speedometer. Suaranya mirip sepatu anak-anak yang terinjak kaki orang dewasa, karena kecepatan sudah di atas 80 KM /jam. Kutambah lagi menuju 100 Km / jam sambil pura-pura lupa kalau remku bukanlah Brembo: Gak kenak juga..
Sampai di TKP, kumatikan mesin.
Singkat cerita, saat mau pulang, pas distater, tak mau jalan tuh mesin. Toleh kanan, toleh kiri, cari orang: minta bantuan. Tak ada. Aku kehabisan akal, sementara peluh telah membasahi kening, leher, dan punggungku. Wah, celaka! Setelah kucek, tak ada bensin sama sekali di karburator. Rupanya, saat dipacu, antara pasokan bensin ke karburator dan konsumsi bensin ke mesin tidaklah seimbang. Harusnya, kata kawanku kemudian, biarkan mesin dalam keadaan stasioner/idle selama beberapa saat agar bensin kembali siap teguk di karburator. Untunglah ada orang berbaik hati menyedekahkan kira-kira 40 mL bensin sepeda motornya dan langsung pula kutuang ke dalam karburator bernasib malang itu…