Saat asyik-asyiknya menikung di ruas jalan menuju Prenduan,
saya dikejutkan oleh penampakan jarum termometer yang berada hampir garis atas.
Untung saya perhatikan secara tak sengaja. Segera saya berhenti. Seorang lelaki
langsung menghampiri, “Bhada napa?” tanyanya dalam Bahasa Madura yang artinya ‘ada
apa’. Dalam urusan grapyak, saya kira orang Madura sangat grapyak, terutama
mereka ysng tinggal di desa. Lelaki itu tampaknya menyiapkan diri untuk
memberikan pertolongan.
“O, ndak, cuma kurang air radiator saja.”
“ooo…”
Dia pun berlalu.
Maka, saya segera isi tabung infus air radiator karena
terakhir yang saya cek memang tinggal sedikit.
"Wah, kok beruap dan panas begini?" kata saya dalam hati. Maka, saya pun mengisinya dengan air minum yang saya bawa dari rumah, yang peruntukannya adalah untuk kerongkongan, bukan untuk radiator. Ya, apa boleh buat.
"Wah, kok beruap dan panas begini?" kata saya dalam hati. Maka, saya pun mengisinya dengan air minum yang saya bawa dari rumah, yang peruntukannya adalah untuk kerongkongan, bukan untuk radiator. Ya, apa boleh buat.
Beruntung, daerah berikut yang akan saya hadapi adalah
Bangkoare, sebuah ziz-zag model "SS" dengan kontur jalan menurun.
Sekali saya jalankan mesin, oper dua, langsung saya netralkan. Tentu, saya
harus pelan-pelan karena saya membawa penumpang 5 orang. Mesin dalam kondisi idle
dan mobil meluncur begitu saja, tapi temperatur tetap tidak bergerak, bahkan
lama-lama sedikit meninggi.
"Sudah dikasih air tetap saja panas, pasti masalahnya
ada pada radiator," kata saya pada istri memberikan jaminam bahwa mobil
tidak akan mogok dan perjalanan harus digagalkan. Soalnya, pengalaman ini sama
persis dengan yang saya alami tempo hari. Tidak mungkin temperatur mesin itu
panas mendadak kecuali jika; kekurangan air atau ada gangguan pada sirkulasi
kipas.
Di halaman sebuah rumah, saya parkirkan mobil. Minta izin, lalu berjongkok dan melihat: ada sebuah plastik kresek nempel di depan sarang tawon radiator. Oh, ini rupanya penyakitnya. Pantesan angin dari arah depan jadi tersendat sehingga pendidingan air radiator hanya mengandalkan putaran kipas. Setelah membuang plastik kresek itu, mobil pun saya jalankan kembali dan tidak ada masalah apa-apa lagi.
Di halaman sebuah rumah, saya parkirkan mobil. Minta izin, lalu berjongkok dan melihat: ada sebuah plastik kresek nempel di depan sarang tawon radiator. Oh, ini rupanya penyakitnya. Pantesan angin dari arah depan jadi tersendat sehingga pendidingan air radiator hanya mengandalkan putaran kipas. Setelah membuang plastik kresek itu, mobil pun saya jalankan kembali dan tidak ada masalah apa-apa lagi.