Entah apa yang dipikirkan oleh orang-orang ini. Lampu lalin menyala merah, bahkan masih dilengkapi juga dengan pesan “sabar menunggu: HIJAU baru jalan” (mungkin karena terlalu sering dilanggar), tapi tetap saja mereka menerobosnya.
Kejadian ini di siang hari, lho. Soalnya,
sebelumnya yang selalu saya perhatikan di malam harinya saja, di tempat yang sama. Awalnya saya
kaget karena tidak ada
satu pun yang ikut-ikutan berhenti di samping atau belakang saya. Semua
kendaraan menerobos. Lama-kelamaan, rasanya diri ini kayak orang gila karena hanya
sendirian yang diam begitu saja.
Lihat dalam video ini, tidak satu
pun kendaraan yang berhenti di lajur sebelah kanan saya (karena saya berada di
sisi kiri). Becak, sepeda motor, semuanya menerobos. Mengapa bisa begitu? Penyebabanya
adalah; 1, jalan tidak terlalu ramai, dan; 2 tidak ada petugas yang
berjaga-jaga.
Ini hanya contoh yang saya ambil
di persimpangan jalan Jalan Kabupaten, kota Pamekasan, Madura, pada hari Sabtu, 2 September 2017. Saya yakin, di
tempat lain, banyak kejadian serupa ini.
“Lampu merah” (sebutan singkat untuk lampu pengatur lalu lintas; APILL) itu sebetulnya dibikin
agar kita lebih tertib, karena kita—umumnya—egois. Kalau saja kita bisa
saling mengalah, mungkin kita tidak akan pernah butuh pada lampu pengatur lalu
lintas itu. Di atas mimbar, seseorang bisa mengatakan sesuatu yang tidak
dilakukannya, di depan gadis, seorang duda mungkin saja mengaku perjaka, tapi
orang tidak akan pernah berbohong di jalan raya. Sifat dan watak aslinya akan
tampak di sana.
Saya pernah mendengar cerita tentang
Kiai As’ad Syamsul Arifin (beliau baru saja diangkat sebagai pahlawan nasional)
yang menegur sopirnya pada suatu saat di persimpangan jalan. Ceritanya, pak sopir
menerabas lampu merah karena menurut dia jalan sudah sepi, sudah malam. Alasan Kiai
As’ad tetap melarang adalah karena "melanggar aturan yang
sudah ditetapkan oleh forum, mungkin Dishub dengan Satlantas, dll. Dan mereka
yang bikin aturan itu melakluan rapat, menggunakan dana rakyat yang diambil
dari pajak, punya orang banyak, mengambil anggaran negara". Makanya, agar kita
tidak bersalah kepada banyak pihak, ya, sudah, ikuti saja aturan itu. Begitu kira-kira
urutan pemikirannya.
Jika Anda muslim, Anda pasti
pernah mendengar sebuah hadis yang menyatakan “Takutlah kamu kepada Allah di mana pun kamu berada (dan
seterusnya)”. Hadis ini menyiratkan perintah takwa di manapun tempat. Mengapa
ada orang mencuri? Karena mereka merasa tidak dipantau; mengapa ada orang melakukan
korupsi? Karena mereka merasa aman dan tidak ada yang tahu? Jadi, orang yang
mencuri dan sedang korupsi itu sedang tidak beriman. Maka,
mengapa orang-orang itu menerobos lampu APILL? Karena tidak ada polisi dan CCTV.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar