Pembaca

21 Juli 2009

Busi


Saya dibikin bingung oleh Si Titos. Hari-hari belakangan ini, jika berjalan kurang lebih 15 menit dengan track menanjak-menurun, tiba-tiba knalpot meletup-letup tidak bisa stationer, mesin pincang. Ketukan mesin yang seharusnya datar dan menggumam ketika stationer/lepas gas, kini kelihatan staccato-nya dan lebih menyerupai bunyi double pedal-nya Scott Travis dalam lagu Metal Meltdown.

Pertama yang jadi korban tuduhanku adalah bensin eceran: saya bongkar filter bensin, tetap saja; bongkar karburator, tetap saja; ganti platina, tetap saja; dan ternyata, setelah busi dibuka…

Weleh-weleh…
Keramik pada busi ke-1 ternyata patah.
Kenna’ Sampeyan!
Ya, diganti lah….

(Sampai saat ini, Titos kembali ke
track semula. Di track menanjak, kemarin kucoba tarikannya: setelah sempat memperdayai L300 (saudara se ayah Mitsubishi lain ibu chassis), Titos mengasapi Suzuki Carry diujung RPM pada persneling ke-3 sebelum oper ke gigi terakhir)
Puas, Deh…

Catatan: itu baru pakai busi bekas, coba nanti kalau sudah pakai busi baru, akan lain lagi ceritanya. Grand Livina atau Innova mungkin bakal jadi korban selanjutnya…. [Grand Livina dan Innova-nya sedang parkir, he..he..)

Jika tidak disanjung sendiri, siapa yang akan menyanjung mobil tua jelek begini?!

4 komentar:

  1. Wah, sampyan memang ahlun li hadza, Ra:
    Cakang manabi abahas...
    Btw, adakah kira2 The Number of The Busi? ;)

    BalasHapus
  2. iya betul--- punyaku meski sering ada masalah tapi sayang kalo harus dijual...

    BalasHapus
  3. @Partelon: wah, maaf, Om, plesetan Anda yang keren terbaca terlambat oleh saya... duh...
    @Puput: Disayang, ya... biar di Si Titos milik saya ini ada temannya

    BalasHapus
  4. tak dongano no mas ben sukses nyalip tante lina dan c ipeh

    BalasHapus

Ke Sobih, Kampung Colt

Jika kata Sobih disebut di hadapan Anda yang domisili di Bangkalan, imajinasi yang mungkin muncul pertama kali adalah bubur, ya, Bubur Sobih...