Pembaca

24 September 2016

Colt T120: Bukan Mobil Antik


 
Kalau mau diakui, Colt itu belumlah cukup disebut antik hingga tahun 2016 ini. Alasannya banyak. Antara lain adalah karena Colt rata-rata masih berusia 35-45 tahun. Kedua, spesies Colt masih banyak di jalanan dan bekerja laiknya mobil pekerja. Colt juga mobil yang diproduksi dan laku secara massal, massif, ya, semacam Avanza-Xenia lah untuk zaman kini (saya bahkan tidak dapat membayangkan masa keantikan Avanza-Xenia itu di masa yang akan datang).

Kita baru rela menyebutnya antik apabila melihat Colt dalam keadaan yang sangat mulus, misalnya karena ia baru berjalan 100-150 kilometer. Angka ini tentu saja terlampau besar jika dibandingkan dengan mobil antik lain yang angka odometernya masih puluhan ribu. Akan tetapi, kita harus mengingat bahwa Colt itu mobil pekerja, mobil umat, rata-rata bukan sebagai kendaraan pribadi di zamannya. Makanya, kita bolehlah menyebut antik apabila mempertimbangkan alasan ini. Ada pula yang disebut antik karena ia tangan pertama, cat masih asli dari diler, dan alasan yang lain.

Akan tetapi, definisi seperti ini tentulah lentur dan dapat dipatahkan begitu saja apabila ada alasan lain yang dapat menggugurkannya. Pada kenyataannya, saat ini, meskipun Colt itu banyak di jalan, tidak semua Colt yang sehat dan normal, apalagi masih mulus. Tidak banyak yang demikian itu kecuali ia memang milik seseorang yang disayang dan hanya digunakan secara berkala. Taruhlah orang yang punya Colt namun juga menyimpan Mercy atau Inova di garasinya.

Hari ini, saya bahagia karena baru mendapatkan buku manual, buku panduan Colt. Kondisinya masih sangat bagus, bersih. Saya mendapatkannya dari seorang teman di Jogjakarta. Namanya Ucuk (dikenal juga dengan nama Haryo, seorang fotografer profesional). Nah, terkait buku ini, maka saya rela menyebutnya sebagai “barang antik” karena ia merupakan buku yang notabene sudah tidak dimiliki lagi bahkan oleh pemilik Colt yang beli dari baru, juga karena kondisi buku yang masih sangat mulus. Sebab itu, maka saya foto buku tersebut bersama Colt saya yang dempulnya sudah bertatalan. Keantikan saya sandingkan dengan pohon pepaya yang ditumbuh di depan rumah muncul dari balik cor semen, bukan di atas tanah. Maka, sempurnalah sudah kebahagiaan ini.


2 komentar:

Takziyah ke Wongsorejo

KAMIS, 2 NOVEMBER 2023  subuhan di Tanjung, Paiton  Rencana dan pelaksanaan perjalanan ke Wongsorejo, Banyuwangi, terbilang mendadak. Saya...