RABU, 19 DESEMBER: Pulang ke Madura
5456/7 posisi berangkat, Sampang |
Mesin mobil baru mati untuk kedua kalinya di Tangkel, Bangkalan.
Saya isi bensin lagi, tangki dipenuhkan sekalian, karena saya yakin nanti bakal
langsung dipakai jalan lagi ke kota, ke rumah sakit.
6362/9 posisi sampai rumah |
Dari Tangkel, saya pegang kemudi lagi. Mobil saya lajukan dengan
kecepatan seperti tadi, 70-80 km/jam. Jalan lurus dari Bangkalan ke Sampang dan
Pamekasan, rasanya begitu panjang, sangat monoton. Nyatanya, dari Tangkel
sampai ke halaman rumah itu hanyalah 119 kilometer saja, tapi malam itu begitu
jauh rasanya. Mungkin karena perasaan campur aduk, antara lelah jasmani dan
kegalauan hati yang bercampur jadi satu.
Puji syukur. Kami tiba di rumah pukul 04.20, beberpa menit setelah
azan subuh. Tentu saja, kami senang karena perjalanan lancar selama 9 jam 20
menit untuk hampir 400-an kilometer. Tapi, saya tidak bisa istirahat, tidak
bisa tidur, karena mobil harus menyala lagi. Bersama kami menuju rumah sakit.
TAMBAHAN:
Total jarak perjalanan: 876 kilometer
Alhamdulillah, di hari itu, anak tertua saya menjalani operasi usus
buntu yang sudah terlanjur pecah. Anak saya tidak gemar beli makanan ringan,
tidak suka makan sembarangan, tapi kok seperti ini? Kami terima saja kenyataan
ini sebagai bagian dari perjalanan hidup. Hari ini, anak saya sudah masuk
sekolah lagi, sudah mengikuti aktivitas seperti biasanya.
Oh, ya, malam harinya, setelah anak saya didampingi istri dan ipar, saya berangkat lagi ke Situbondo naik bis, untuk memenuhi janji saja, hadir di acara Muktamar Sastra.
Terima kasih untuk doa dan waktu untuk membaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar